 |
Ilustrasi (Foto: iStock) |
Muslimahkertas.web.id, Idul fitri adalah diantara hari raya yang bertebar kebahagiaan di hati umat Islam. Diantara momentum spesial di hari raya adalah bisa berkumpul keluarga secara lengkap, momen bersatunya keluarga besar. Sebab keluarga yang tinggal berjauhan di perantauan senantiasa mudik ke kampung halaman tempat mereka dibesarkan. Momen ini pula yang dinanti orang tua untuk bisa berkumpul kumplit bersama anak dan cucu mereka.
Akan tetapi, tanpa disadari, seringkali indahnya silaturahmi dikotori oleh sesuatu yang bersarang di hati namun membekas menyakiti. Ada bebera penyakit hati yang rentan muncul menodai kerukunan ikatan kekeluargaan. Berikut penjelasannya.
Ragam Penyakit Hati di Musim Lebaran
Penyakit hati memang sifatnya rahasia dan tersembunyi. Meski demikian, kemunculan penyakit hati di hari raya idul fitri menandakan ada yang salah dengan diri dan harus diperbaiki. Berikut penyakit hati yang sering muncul di hari lebaran.
1. Sombong
Tradisi memakai baju terbaik dan berhias dengan bagus sering kali memberi peluang kesombongan. Apakah itu berupa sifat pamer, riya, dan sebagainya.
Ketika kumpul keluarga, orang yang di hatinya terdapat sifat sombong akan selalu merasa dirinya paling bagus, dan merasa lebih baik dari yang lain dalam hal apapun.
2. Iri Dengki
Penyakit hati lainnya yang sering muncul adalah iri dengki. Apabila timbul dalam hati perasaan tidak suka dan tidak senang dengan nikmat dan kebahagiaan orang lain, itulah iri dengki.
3. Benci
Apabila di hati seseorang masih terdapat rasa benci, maka ada yang salah dengan bermaafan yang dilakukan di hari raya. Boleh jadi budaya bermaafan hanya dipahami sebagai budaya semata sehingga tidak dilakukan dengan keikhlasan hati. Kebencian mengindikasikan hati belum memaafkan secara ikhlas dan totalitas. Apabila kebencian masih tertanam maka segeralah memohon ampun kepada Allah.
Sulit dibedakan antara maaf yang sekedar basa basi periodik dengan maaf yang benar-benar tulus.
Cara Membersihkan Penyakit Hati
Apabila penyakit hati masih bersarang di hati, padahal sudah melalui ibadah di bulan Ramadan, maka semestinya untuk introspeksi diri. Apabila tidak terdapat amal saleh yang membekas di bulan Ramadan, maka semestinya untuk memohon ampun dan beristigfar. Karena kemunculan penyakit hati menandakan masih bersarangnya kemaksiatan pasca Ramadan. Dalam pembahasan tentang
ciri diterimanya amal ibadah di bulan Ramadan, disebutkan bahwa apabila kelanjutan puasa masih diikuti dengan dosa, maka mengindikasikan amal ibadah seseorang di bulan Ramadan belum tentu diterima. Sesungguhnya kita semua berlindung kepada Allah dari hal tersebut.
Seseorang tidak perlu berkecil dan merasa sia-sia dengan amal ibadah yang sudah dilakukan dengan tulus ikhlas di bulan Ramadan. Jika ada tanda penyakit hati yang terbersit di hari raya idul fitri, segera beristighfar dan memohon perlindungan agar sifat tersebut dihilangkan.
Ada salah satu doa dalam Alquran dalam surah al-Hasyr ayat 10 yang bagus diamalkan.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”
Potongan ayat di atas adalah salah satu doa yang indah. Menghilangkan sifat sombong, iri dengki, dan benci memang tidak mudah, maka semestinya untuk memohon pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat tersebut dengan cara mengamalkan doa-doa berlindung dari penyakit hati seperti doa di atas.
Selain memohon perlindungan untuk kebersihan hati, juga hendaknya mendoakan kebaikan kepada keluarga yang pernah dibenci atau memicu hasad seperti ucapan barakallah (semoga Allah memberkahi) dan doa-doa baik lainnya.
Dalam tafsir Ibnu Katsir terkait doa dalam ayat di atas, terdapat cerita yang menginspirasi. Ada kisah di zaman Rasulullah Saw. Dalam suatu hadis diceritakan bahwa Rasulullah Saw. mengumumkan akan datang calon penghuni surga dari ansar dengan ciri jenggot yang basah sambil menjinjing sandal. Tak lama muncul orang yang disebutkan tersebut. Keesokan harinya Rasulullah mengumumkan hal yang sama dan muncul orang itu lagi. Rasulullah mengulang-ulangnya hingga sebanyak tiga hari. Merasa penasaran, sahabat Abdullah bin Amr bin 'Ash mengikuti orang tersebut. Kepadanya ia meminta izin untuk menginap selama hari di rumahnya. Selama tiga hari itu Abdullah kebingungan, di mana letak spesialnya orang tersebut. Ia sampai meremehkan karena tidak melihatnya sebagai orang yang banyak beramal. Orang itu itu tidak mengerjakan salat malam. Tetapi memang tidak pernah terlontar dari lisannya selain hanya kebaikan.
Merasa penasaran dengan amalan orang itu, Abdullah pun menjelaskan maksud ia menginap di rumah dengan menceritakan sabda Rasul tentang dirinya. Abdullah pun bertanya kepada orang tersebut tentang amalan apa yang membuatnya dijamin Rasulullah masuk surga. Ia menjawab, aku tidak memiliki amalan apapun selain amalan sebagaimana adanya yang kau lihat. Ketika Abdullah hendak berpaling, ia mengatakan,
Amalanku hanyalah yang engkau lihat, hanya saja tidak ada perasaan dengki (jengkel) dalam hatiku kepada seorang muslim pun dan aku tidak pernah hasad kepada seorang pun atas kebaikan yang Allah berikan kepadanya.
Abdullah pun berkata, “Inilah amalan yang mengantarkan engkau menjadi penduduk surga, dan inilah yang tidak kami mampu."
(Tafsir Ibnu Katsir, 8/70).
Wallahu a'lam
0 Komentar