{ads}

6/recent/ticker-posts

Tips Agar Hidup Sehat Wal Afiat

 

Anak kecil sedang olahraga
Ilustrasi (Foto: freepik)


Siapapun mengakui betapa berharganya nikmat sehat. Kesehatan di sini merujuk pada definisi kebalikan dari 'sakit'. Ada satu hal yang menarik, mengapa kata sehat sering disandingkan bersama afiat. Dalam literatur bahasa Indonesia, mungkin kita hanya akan mendapati makna afiat yang diartikan baik, kuat, dan bermanfaat.

Dikarenakan kedua kata ini merupakan serapan dari bahasa Arab, yakni shihhah wal 'āfiyah, sungguh makna afiat tersebut amatlah mendalam. Afiat semakna dengan sehat karena mencakup sehat, tetapi maknanya lebih dari sekedar sehat.

Pengertian Sehat wal Afiat

Shihhah dalam bahasa arab ialah ضد المرض (antonim 'sakit'). Sedangkan 'āfiyah lebih umum, mencakup semua aspek keselamatan baik dalam keadaan sakit maupun tidak. 

Hal ini berdasarkan doa Rasulullah ketika melewati kuburan: 

"Keselamatan bagimu wahai ahli kubur orang-orang mukmin dan muslim. Dan kita insyaAllah bertemu, kalian adalah pendahulu kami dan kami akan mengikuti kalian, semoga Allah memberikan 'afiat baik untuk kami maupun kalian." (H.R. Muslim: 2/671). Dalam sebuah atsar, Aisyah r.a. bertanya kepada Rasulullah: mengapa engkau mendoakan agar mereka diberi afiat, padahal mereka sudah meninggal? Rasulullah menjawab: wahai Aisyah, yang dimaksud ialah afiat (selamat) dari api neraka. 

Afiat adalah selamatnya agama dari fitnah dan selamatnya badan dari penyakit. Afiat sebagai bentuk perlindungan Allah pada hambaNya dari penderitaan, siksaan, dijaga dari bala bencana dan sakit, serta penjagaan dari kejahatan dan dosa. (Fiqih al-Ad'iyah wa al-Adzkār: 31).

Menurut Ibnu Qayyim, seseorang tetap bisa memperoleh afiat sekalipun badan atau jasad dalam keadaan sakit. Sebab afiat sebagai implikasi dari bentuk ketaatan (Uddatush Shabirin, 105). Oleh karena itu, perlu dicatat bahwa setiap orang yang sehat belum tentu afiat. Namun afiat tetap bisa diperoleh baik dalam keadaan sehat maupun tidak.

Urgensi Memohon Afiat

Mungkin sudah terlalu banyak literatur tentang kiat hidup sehat. Seperti pola makan, pola tidur, dan berolahraga secara teratur. Akan tetapi, belum banyak yang membahas kiat meraih afiat, padahal Rasulullah saw. sangat menekankan berdoa untuk meraih afiat.

سلوا الله العافية فلم يؤت أحد قط بعد اليقين أفضل من العافية

  "Berdoalah memohon 'afiat, karena tidak ada yang bisa mendatangkan hal yang lebih baik setelah keimanan, sesuatu yang lebih baik dari 'afiat." (Musnad ahmad: 1/24).

Dari ‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib r.a., paman Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam, ia berkata, “Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk aku pinta kepada Allâh Azza wa Jalla!”. Beliau menjawab, ‘Mintalah afiat’. Selang beberapa hari kemudian, aku bertanya, "Ya Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang aku minta kepada Allâh Azza wa Jalla!”. Beliau bersabda kepadaku, “Wahai ‘Abbas, paman Rasûlullâh, mintalah kepada Allâh afiat di dunia dan akhirat”. (H.R. Tirmidzi no. 3514)

Dalil-dalil di atas menunjukan betapa pentingnya afiat. Bahkan setelah berulang kali 'Abbas menanyakan doa apa yang sebaiknya ia pinta, berulang kali pula Rasulullah memberikan jawaban: berdoalah memohon 'afiat dunia akhirat.

Sehat saja tidak cukup, masih ada kebutuhan yang belum terpenuhi. Itulah sebabnya banyak orang sehat yang merasa nelangsa, karena ia membutuhkan afiat, sebuah makna sehat yang lebih menyeluruh, meliputi kebutuhan lahir batin, mencakup aspek dunia dan akhirat, bukan lahiriyah dan fisik semata.

Makna afiat yang komprehensif dan mendalam ini sampai digambarkan Ibnul Qayyim sebagai berikut:

ما سُئل الربُّ شيئًـا أحبَّ إليه من العافية لأنَّها كلمة جامعة للتخلص من الشر كله وأسبابـه

"Tidak ada permintaan yang lebih dicintai Rabb dari permohonan 'afiat. Karena sesungguhnya meminta 'afiat itu komprehensif dalam memohon perlindungan dari segala bentuk keburukan dan sebabnya." (Syifaul 'Alil, 111).

Tips Agar Hidup Sehat Wal Afiat

Banyak wawasan dari para pakar kesehatan yang bisa diperoleh dengan mudah. Tak cukup hanya tahu pola hidup sehat, tapi juga mempraktekannya. Pola hidup sehat bisa kita aplikasikan. Tidak hanya sudut pandang kesehatan, Islam pun memberikan perhatian yang  besar tentang bab ini. Sehingga banyak kiat-kiat sehat yang dirujuk dari kehidupan Rasulullah serta kitab-kitab ulama pun banyak yang membahasnya.

Adapun untuk memperoleh afiat, ada dua cara yang bisa dilakukan:

Pertama, mengamalkan kriteria 'afiat. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw di dalam kitab Nashāihul 'Ibād karangan Imam Nawawi. Rasulullah ﷺ bersabda: 

Afiat mengandung 10 kebaikan. Lima kebaikan di dunia dan lima yang lain di akhirat. Lima kebaikan di dunia adalah (1) ilmu, (2) ibadah, (3) rezeki halal, (4) sabar atas penderitaan, dan (5) syukur. Sedangkan lima kebaikan di akhirat adalah (1) kedatangan malaikat maut dengan kasih sayang dan kelembutan, (2) tidak dikagetkan dengan malaikat munkar dan nakir di alam kubur, (3) aman dari segala ketakutan, (4) dihilangkan kejelekan dan diterima kebaikannya, (5) melewati shirat (jembatan) sebagaimana kilat untuk masuk surga dengan selamat. 


Berdasarkan hadis di atas, kita bisa mengikhtiarkan afiat di dunia dengan mengusahakan 5 syarat, berupa menuntut ilmu, rajin beribadah, mencari rezeki yang halal, sabar atas musibah, dan syukur atas nikmat. Lima poin ini bisa menjadi jembatan didatangkannya afiat. Pertama, ilmu; tiada lain adalah ilmu yang  bermanfaat. Maka sibukanlah dengan ilmu yang bermanfaat yang dapat menjadi wasilah Allah menganugerahi 'afiat. Kedua, ibadah; yakni ibadah yang diterima di sisi Allah; yang dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah saw. Ketiga, rezeki yang halal; ialah rezeki dengan jalan yang halal yang tidak terdapat unsur keharaman dan selalu membersihkan hartanya. Keempat, sabar atas musibah; dan kelima, syukur atas nikmat. 

Kedua, cara memperoleh afiat adalah dengan mengamalkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. 

Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan do’a-do’a ketika petang dan subuh. Do’a tersebut diantaranya:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِى دِينِى وَدُنْيَاىَ وَأَهْلِى وَمَالِى اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِى

"Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada Mu ampunan dan 'afiat di dunia dan akhirat. Ya Allah aku memohon kepada Mu ampunan dan ‘afiat pada urusan agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah tutupi auratku” (H.R. Abu Daud no. 5074).

Dan dalam riwayat lain doa tersebut terdapat tambahan:

اللَّهُمَّ استُر عَوْرَاتي ، وآمِنْ رَوْعَاتي ، اللَّهمَّ احفظني من بَينِ يَدَيَّ ومِن خَلْفي ، وَعن يَميني ، وعن شِمالي ، ومِن فَوقي وأعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحتي

“Ya Allah tutupi auratku, tenangkanlah aku dari rasa takutku. Ya Allah jagalah aku dari arah depan dan belakangku, arah kanan dan kiriku, serta dari arah bawahku. Aku belindung dengan kebesaran Mu agar aku tidak dihancurkan dari arah bawahku” (H.R. Ibnu Majah no. 3871).

Cobalah bertanya pada diri sendiri, benarkah saat ini kita sedang dalam keadaan sehat wal afiat? Yang setelah dipelajari, rupanya afiat menggambarkan kesehatan yang paripurna dalam seluruh aspek. Artinya, orang sehat belum tentu afiat.

Wallahu a'lam


Posting Komentar

0 Komentar