![]() |
Ilustrasi (Foto: shutterstock) |
Hukum darah keguguran telah dibahas para ulama dalam literatur fikih. Ibu yang mengalami keguguran seringkali bingung mengenai status darah keguguran yang dialaminya yang berimbas pada apakah wajib salat atau tidak, dan seterusnya. Berikut ini penjelasannya.
Hukum darah keguguran: darah nifas
Rasulullah Saw. bersabda,
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ إِلَيْهِ مَلَكًا بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ فَيُكْتَبُ عَمَلُهُ وَأَجَلُهُ وَرِزْقُهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ
"Sesungguhnya setiap orang dari kalian dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging), selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan empat ketetapan dan dikatakan kepadanya, tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya. (HR. Bukhari).
Dalam buku Fiqih Wanita, hukum darah keguguran bergantung pada usia janin saat keguguran. Jika sudah berbentuk manusia sempurna, maka ia dihukumi nifas. Umumnya janin terbentuk sempurna pada usia 90 hari.
Dalam keadaan dihukumi nifas, maka wanita tersebut wajib meninggalkan salat dan saum, dan suaminya dilarang menggaulinya hingga darahnya berhenti.
Hukum darah keguguran: darah istihadah
Apabila janin masih dalam bentuk segumpal darah atau segumpal daging, maka ia tidak dihukumi nifas melainkan dihukumi darah istihadah. Wanita tersebut tidak boleh meninggalkan salat dan puasa karena darahnya dihukumi istihadah.
Apakah janin keguguran disalati?
Dalam buku Fiqih Sunnah 2, Sayyid Sabiq mengatakan bahwa ulama sepakat untuk janin di bawah 4 bulan maka tidak dimandikan dan tidak disalati, dikafani lalu dikuburkan. Untuk janin lebih dari 4 bulan (sudah bernafas dan ditiupkan ruh), maka dimandikan dan disalati.
Demikian mengenai hukum darah keguguran. Patokan dihukumi nifas tidaknya bergantung pada apakah sudah terbentuk rupa fisik atau belum. Apabila usia janin belum sampai 3 bulan, maka dihukumi istihadah. Apabila usianya lebih dari 3 bulan, maka dihukumi nifas.
Wallahu a'lam
Daftar Pustaka
Ghoffar E.M, M. A. (2008). Fiqih wanita: edisi lengkap. Indonesia: Pustaka Al-Kautsar.
Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah 2. (2017). Republika Penerbit.
Posting Komentar