{ads}

6/recent/ticker-posts

Hukum Salat Sunah Sambil Duduk

  

Ilustrasi salat dalam keadaan duduk
Ilustrasi (Foto: Pexels)

Muslimahkertas.web.id, Hukum salat sunah sambil duduk belum banyak diketahui para muslimah. Salat wajib tidak bisa dilakukan sambil duduk ketika seseorang mampu berdiri. Tetapi untuk salat sunah, seseorang bisa melakukannya sambil duduk sekalipun ia mampu berdiri.


Hukum salat sunah sambil duduk

Seseorang yang sehat dan mampu berdiri boleh melaksanakan shalat sunah sambil duduk. Sekali lagi, ini berlaku bagi salat sunah dan bukan salat wajib. 


Misalnya seperti salat rawatib, dhuha, tahajud, dan sebagainya. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam:


إِنْ صَلَّى قَائِمًا فَهْوَ أَفْضَلُ ، وَمَنْ صَلَّى قَاعِدًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَائِمِ ، وَمَنْ صَلَّى نَائِمًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَاعِدِ


“Jika shalat sambil berdiri, maka itu lebih afdhal. Jika shalat sambil duduk, maka pahalanya separuh dari yang berdiri. Barangsiapa shalat sambil tidur, itu separuh dari pahala orang yang duduk.” (HR. Bukhari no. 1115)


Selain itu, terdapat hadits dari Aisyah yang mengabarkan bahwa Rasulullah melaksanakan shalat malam sambil duduk.


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ الْعُقَيْلِىِّ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ صَلاَةِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِاللَّيْلِ فَقَالَتْ كَانَ يُصَلِّى لَيْلاً طَوِيلاً قَائِمًا وَلَيْلاً طَوِيلاً قَاعِدًا وَكَانَ إِذَا قَرَأَ قَائِمًا رَكَعَ قَائِمًا وَإِذَا قَرَأَ قَاعِدًا رَكَعَ قَاعِدًا


Dari ‘Abdullah bin Syaqiq Al ‘Uqoili, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada ‘Aisyah mengenai shalat malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas ‘Aisyah menjawab, “Beliau shalat malam amat lama sambil berdiri dan kadang sambil duduk. Jika beliau melaksanakan shalat malam dengan berdiri ketika membaca surat, maka demikian pula ketika ruku’. Jika beliau melakukan shalat malam dengan duduk ketika membaca surat, maka demikian pula ketika ruku’.“(HR. Muslim no. 730)


Sayyid Sabiq dalam karya monumentalnya: Fikih Sunnah, ada hukum khusus dalam shalat sunnah, yaitu terkait dibolehkannya menunaikanya sambil duduk, meskipun ia masih mampu berdiri atau tidak ada udzur syar’i. 


Meskipun shalat sunah sambil duduk dibolehkan, namun tetap yang afdhal (lebih utama) karena pahalanya lebih sempurna. Adapun sambil duduk maka pahalanya separuh dari yang dilakukan sambil berdiri.


Tidak berlaku untuk salat wajib

Kebolehan salat sambil uduk meskipun sehat wal afiat dan mampu berdiri hanya berlaku pada salat sunah dan tidak berlaku untuk salat wajib.


Salat fardu wajib dilaksanakan sambil berdiri. Dalam salat wajib, ketika tidak mampu berdiri, maka sambil duduk. Ketika tidak mampu duduk, maka sambil berbaring. Demikian seterusnya. Yang menjadi patokan di sini adalah salatlah sesuai kemampuan. Di sinilah letak perbedaannya.


Jika salat wajib memerintahkan salat sesuai kemampuan (harus berdiri ketika mampu berdiri), sedangkan salat sunah boleh duduk meski sehat dan mampu berdiri, akan tetapi pahalanya menjadi separuh.


Demikian mengenai hukum shalat sunah sambil duduk. Kebolehan salat sunah sambil duduk tentu ada hikmahnya. Hal ini semoga memacu kita agar mampu mendawamkan dan melanggengkan salat-salat sunah seperti salat sunah rawatib, tahajud, dan duha.


Wallahu a'lam.


Daftar Pustaka

Sayyid Sabiq. Fikih Sunnah - Jilid 1. (2021).  Cakrawala Publishing.








Posting Komentar

0 Komentar