{ads}

6/recent/ticker-posts

Mengenal Imam Al-Bazzar

  

Orang timur tengah bersorban sedang membaca kitab
Ilustrasi (Foto: freepik)


Muslimahkertas.web.id, Dalam beberapa hadis, dikenal perawi yang bernama al-Bazzar. Beliau adalah salah satu ulama ahli hadis. Beliau adalah Al Qadhi Muhamad bin Abdul Baqi Al Anshari Al Bazzar.

Kontribusi Imam Al-Bazzar

Dalam al-Bahr al-Zakhar, disebutkan bahwa Abu Bakar al-Bazzar gigih dan mencurahkan perhatiannya secara intensif dalam mencari hadis dan ilmu hadis, beliau mengalami penderitaan dalam hal ini, sehingga menjadi seorang yang sangat mahir dan menjadi Imam dalam hadis dan ilmu hadis.

Beliau mampu menguraikan perubahan di dalam teknik yang rumit, hal itu tidak dapat dilakukan kecuali oleh cendiakiawan yang kritis yaitu dalam masalah ilmu i'lal dan beliau mengarang kitab musnad yang besar untuk menyingkap ‘illat baik yang samar maupun yang jelas, mampu membedakan yang sahih dan dha’if, yang diselewengkan dan yang lurus. Seperti membicarakan perawi hadis dalam sudut pamdang jarh wa ta’dil. Dan tidak ditemukan musnad yang besar dalam masalah ‘illat kecuali musnad beliau.

Beliau menghabiskan hidupnya untuk mempelajari dan menyebarkan hadis. Diantara keistimewaan beliau antara lain al-Haithami berpendapat:

"Sungguh al-Bazzar telah mengumpulkan banyak faidah dari berbagai model yang
sulit dicapai oleh pencarinya dan kemudian al-Bazzar memperinci tulisan
sebelum mengeluarkannya."

Al-Khatib dan al-Sam’ani juga memberikan komentar:

"Al- Bazzar telah mengarang kitab Musnad yang besar dan membicarakan hadis
kemudian menjelaskan ‘illatnya." (Al-Bahr Al-Zakhar, 15)

Adapun karya beliau selain musnad al-Bazzar, ada karya beliau lainnya, seperti Kitab al-Salah ‘ala al-Nabi Shallallah ‘alaih wa Sallam, al-Ushrabah wa Tahrim al-Muskir, al-Musnad al-Shaghir al-ladhi Haddatha bih bi Asbahan.

Dinukil dari Tarikh al-Ashbahan, Abu Bakar al-Bazzar wafat pada bulan Rabi’ul Awwal 292 H.

Kisah Imam al-Bazzar dan Barang Temuannya

Banyak sekali beberapa kitab yang menuliskan kisah ini, diantaranya dalam kitab Siyar A'lam an-Nubala.

Bermula ketika Imam al-Bazzar yang saat itu tengah amat sangat kelaparan, tak ada sedikitpun bekal, tak ada sedikitpun harta yang ia miliki. Singkat cerita beliau pun keluar rumah demi mencari sesuatu yang bisa mengganjal perutnya.

Di tengah perjalanannya, beliau menemukan bungkusan kain sutera berwarna merah tengah terjatuh di tanah.

Betapa kagetnya beliau saat mengetahui isi kain itu adalah sebuah kalung dari permata yang diperkirakan mencapai 50 ribu dinar. Beliau ikat dan simpan barang temuannya itu, dan kembali melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba terdengar seorang bapak-bapak yang mengumumkan kehilangan kalung, dan membuat sayembara bagi siapa saja yang menemukannya akan dihadiahi 50 dinar.

Imam al-Bazzar pun menemui bapak tersebut dan mempertanyakan ciri-ciri kalung beliau yang hilang yang ternyata sama persis dengan yang ditemukannya.

Dikembalikannya kalung tersebut dan bapak tadi mengeluarkan 50 dinar sebagai janjinya. Namun, imam Al-Bazzar menjawab sebagai berikut:

"Tidak sepantasnya aku mendapat dari barang yang aku temui yang kemudian aku kembalikan pada pemiliknya. Ku kembalikan barang ini bukan karena hadiah, tapi demi ridha Rabb-ku."

MasyaAllah Allahu Akbar! Sungguh jawabannya begitu indah, meski keadaan beliau tengah sangat kelaparan.

Setelah beberapa hari menetap di Mekkah, beliau memutuskan pergi naik kapal laut untuk mencari sesuatu yang bisa dijadikan modal.

Di tengah lautan, kapal yang ditumpanginya dihantam badai hingga membuat kapal itu terombang-ambing.

Badai terus menerjang hingga membuat kapalnya tenggelam. Beruntung, imam al-Bazzar berlindung pada sebuah papan pecahan dari kapal.

Berhari-hari lamanya beliau terombang ambing di tengah laut, hingga akhirnya beliau terhempas di sebuah daratan.

Dengan lemah lunglai yang nyaris kehabisan tenaga dan letih yang amat sangat, beliau dengan sisa kekuatannya berjalan lunglai hingga saat menemukan sebuah mesjid, beliau tersungkur jatuh di sana.

Entah dimana tempat yang saat ini beliau singgahi, juga tak ada satu pun penduduk di sana yang beliau kenal.

Hingga salah seorang warga datang menemuinya, memberinya pakaian, makanan, dan minuman.

Terjadilah dialog, bahwa warga setempat membutuhkan imam salat di masjid tersebut, hingga warga pun sepakat mengangkat Imam al-Bazar sebagai imam salat setelah mengetahui beliau hafal alquran. Kemudian mengangkatnya pula sebagai guru anak-anak di sana setelah mengetahui kepandaian beliau dalam menulis.

Dari sana Allah membukakan peluang rezeki untuk beliau, penghasilan tersebut lalu diperolehnya semenjak  mendapat pekerjaan di tempat tersebut.

Hal unik pun terjadi. Ialah ketika penduduk di sana menemui beliau dan membujuknya untuk menikahi perempuan yatim dari kalangan mereka. Mereka terus mendesak hingga akhirnya beliau menyetujui.

Singkat cerita Imam al-Bazzar sudah menikah. Tatkala beliau hendak menemui istrinya, beliau kaget dan tak habis pikir dengan kalung yang melingkari leher wanita tersebut.

Saking terkejutnya, beliau tak berkedip dan terus memandangi kalung itu. Hingga perempuan itu pun lari sembari menangis terisak dan mengadu kepada warga setempat bahwa sang imam tidak ingin memandangi wajahnya dan hanya memandang kalungnya saja.

Esok hari seusai salat subuh, para warga mempertanyakan hal tersebut kepadanya. Diceritakanlah oleh sang Imam bahwa kalung yang dipakai perempuan tersebut adalah kalung yang pernah ditemukannya sewaktu di Mekkah.

Bergetarlah masjid tersebut dengan dahsyatnya gema takbir, penduduk itu pun menjelaskan: pemilik kalung itu adalah ayah dari perempuan tersebut sekaligus yang dulunya sebagai imam salat masjid ini, jelas mereka.

Bahwa sebelum kematiannya, sepulang ibadah haji beliau tak pernah berhenti berdoa dan kami selalu meng amin kan di belakangnya:

"Ya Allah ya Rabbku, aku belum pernah menemukan seseorang yang semisal dia (orang yang telah menemukan kalungku), pertemukanlah aku dengannya agar aku bisa menikahkannya dengan satu-satunya putriku."

Rupanya doa beliau terkabul. Warga terkagum dengan diijabahnya doa almarhum, Allah telah menikahkan putrinya dengan yang beliau inginkan meski beliau telah wafat.


Wallahu a'lam


Posting Komentar

0 Komentar