Muslimah Kertas | Referensi Muslimah Indonesia
Muslimah Kertas | Referensi Muslimah Indonesia

Merasa Lelah Menjadi Ibu Rumah Tangga? Ini Resep Rahasia dari Rasulullah

Resep ini adalah rekomendasi Rasul untuk ibu rumah tangga yang merasa lelah

  

Seorang ibu rumah tangga sedang mengepel lantai
Ilustrasi (Foto: pexels)


Muslimahkertas.web.id, Menjadi ibu rumah tangga bukanlah perkara mudah. Lelah letih mengurus rumah, mengurus anak, serta pekerjaan menguras lainnya membutuhkan energi yang tidak hanya berbentuk fisik, tapi juga non fisik berupa mental yang kuat dan keikhlasan. 
Diantara sosok teladan ibu rumah tangga yang patut dicontoh seorang muslim adalah Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah Saw. Sekaliber Fatimah pun melalui masa-masa sulit dalam menjalani perannya selama berumah tangga. Berikut penjelasannya. 

Resep Rahasia Rasulullah

Dari Ali ra., ia berkata, Fatimah telah mengadu kepadaku tentang kedua tangannya yang kelelahan membuat adonan dari tepuk gandum. Lalu aku berkata, “Datangilah ayahmu, maka mintalah pembantu kepadanya.” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Maukah kalian berdua aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik untuk kalian dari pada seorang pembantu? Jika kalian hendak mendatangi kasur kalian, maka ucapkanlah 33 kali tahmid, 33 kali tasbih, dan 34 kali takbir.” (HR. Tirmizi).

Rutinitas Fatimah: Ibu Rumah Tangga

Adapun yang menjadi latar belakang hadis di atas adalah keadaan Fatimah ra. yang sering menggiling gandum dengan tangannya sendiri, sehingga sering timbul bintik-bintik hitam yang menebal pada telapak tangannya. Dia mengambil air sendiri dengan menggunakan kantok kulit. Fatimah juga sering membersihkan rumahnya seorang diri, sehingga membuat pakaiannya jadi kotor.
Diceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw. kedatangan beberapa orang hamba sahaya (pembantu). Mengetahui hal itu, Ali pun berkata pada Fatimah, “Pergilah  kau menghadap Rasulullah dan mintalah seorang pembantu untuk meringankan pekerjaan rumah.”
Fatimah pergi hendak mengunjungi Nabi Saw. sesuai saran suaminya. Namun, saat sampai di rumah ayahnya, ternyata ada banyak tamu. Sehingga ia mengurungkan niatnya itu. Karena malu, Fatimah pun kembali ke rumahnya.
Esok harinya, Nabi Muhammad Saw. mendatangi rumah Ali dan Fatimah. Nabi menanyakan maksud kedatangan Fatimah menemuinya kemarin. 
Fatimah tak menjawab pertanyaan itu, sebab dia malu mengatakannya pada ayahnya.
Kemudian Ali ra. pun berkata, “Wahai Rasulullah, dia (Fatimah) menggiling gandum setiap hari, sehingga menimbulkan bintik-bintik hitam yang menebal di telapak tangannya. Dia mengangkat air setiap hari, sehingga menimbulkan bekas luka di atas dadanya. Setiap hari dia membersihkan rumahnya, sehingga pakaiannya menjadi kotor. Kemudian aku menceritakan tentang beberapa orang hamba sahaya yang engkau dapatkan kemarin dan menyuruh Fatimah datang kepada engkau untuk meminta seorang pembantu.”

Mendengar itu, Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Wahai Fatimah, bertakwalah pada Allah, tetaplah menyempurnakan kewajibanmu pada Allah dan kerjakanlah pekerjaan rumah tanggamu. Kemudian, apabila kamu akan tidur, ucapkanlah Subhanallaah 33 kali, Alhamdulillaah 33 kali, dan  Allahu Akbar 34 kali, ini lebih baik bagimu daripada seorang pembantu.”

Mendengar sabda Nabi itu, Fatimah dengan penuh ketakwaan pada Allah swt berkata, “Aku ridha dengan keputusan Allah dan Rasul-Nya.”

Demikianlah bukti betapa kuatnya Fatimah, daripada mengeluhkan keadaan hidupnya untuk memohon diperkenankan seorang pembantu, ia pada akhirnya lebih memilih tawaran berupa amalan zikir tersebut.

Lantas, apa yang bisa kita ambil dari kisah ini? Bagi seorang ibu yang dengan segudang pekerjaan rumah tanpa asisten rumah tangga, mungkin ini bisa menjadi solusi yang menginspirasi. Para ibu bisa mengamalkan hadiah yang diberikan Rasulullah kepada Fatimah yang berupa amalan zikir tersebut, bahkan digambarkan lebih baik dari pada pembantu.
Tapi apakah hadis ini menunjukan larangan memiliki pembantu? Sama sekali bukan itu pesan dari hadis ini.
Rasulullah bisa saja langsung memberikan pembantu pada Fatimah, namun Rasulullah tidak melakukannya. Karena beliau lebih dahulu menawarkan sesuatu yang lebih bernilai untuk putrinya dari pada sekedar pembantu yang mungkin dalam kacamata kita, sangat wajar Fatimah memintanya.
Ketakwaan ayah dan anak tersebut menunjukan betapa mereka selalu memprioritaskan sesuatu yang lebih bernilai di Akhirat.
Buktinya, Fatimah tidak memutuskan untuk tetap dalam  keluhannya, karena ia telah merasa diberi hadiah oleh sang ayah yang tentunya lebih berharga daripada keinginannya.
Hal ini menjadi penyemangat bagi ibu rumah tangga agar tidak pernah putus asa dengan segala lelah letih. Berbahagialah seperti bahagianya Fatimah saat diberikan resep rahasia ini dari ayahnya. Resep apakah itu? 

Ucapkanlah Subhanallah, 33 kali.
Alhamdulillah, 33 kali.
Dan Allahu Akbar, 34 kali.
Rutinkan setiap kali menjelang tidur.


Lelah letih ibu rumah tangga tidak akan sia-sia di Akhirat nanti. Rasulullah sendiri yang memberikan jaminan ini pada putrinya. Lebih baik, lebih baik dari sekedar apa yang benar-benar amat sangat dibutuhkan di tengah keadaan yang sangat menyiksa, ialah resep zikir yang lebih baik dari pembantu.


Wallahu a'lam



Posting Komentar