![]() |
Ilustrasi (Foto: freepik) |
Muslimahkertas.web.id, Dalam keadaan safar (bepergian), Rasulullah meninggalkan salat-salat sunah yang biasa beliau lakukan ketika muqim. Namun, ada dua salat sunah yang tidak pernah ditinggalkan Rasul dan tetap beliau kerjakan walau dalam keadaan safar. Hal ini karena keutamaan dari salat sunah tersebut. Berikut rincian dua salat sunah tersebut.
1. Salat Rawatib 2 Raka'at Sebelum Subuh
Salat sunah yang tidak pernah ditinggalkan Rasul meskipun dalam keadaan safar adalah salat dua rakaat qabla subuh. Dalam sebuah hadis dari Aisyah radhiyallāhu 'anhā, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
رَكْعَتَا الْغَجْرِ خَيْرٌ منَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
"Shalat dua rakaat sebelum subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.' (HR. Muslim no.725).
Dalam lafaz yang lain Rasulullah bersabda:
لَهُمَا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيْعًا
"Shalat sunat dua rakaat sebelum subuh lebih ku cintai daripada dunia seluruhnya." (HR. Muslim no. 725).
Juga dalam hadis yang lain:
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَى اْللّٰهُ عَلَيْه وَسَلَم عَلَى شَيْئٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَٖكْعَتَيْ الفَجْرِ
"Nabi shalallahu 'alaihi wasalam tidaklah melakukan shalat-shalat sunat yang lebih beliau jaga dalam melaksanakannya yang melebihi shalat sunat dua rakaat sebelum subuh." (HR. Bukhari no. 1093).
Shalat rawatib qabla subuh ini adalah satu-satunya salat sunah rawatib yang tetap dikerjakan meski beliau safar.
Mengenai keutamaannya, sudah tidak diragukan lagi. Jika safar saja tidak pernah ditinggalkan, menunjukan saking utamanya salat sunat ini. Sampai Rasulullah menyatakan lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Sebelum shalat shubuh, lakukanlah shalat sunat ini. Atau kita akan merugi karena telah meninggalkan sesuatu yang lebih baik daripada seisi dunia.
Istimewanya lagi, bila kita lupa mengerjakan salat ini, kita bisa melakukannya setelah shalat shubuh. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang artinya:
"Barang siapa yang belum melaksanakan shalat sunat dua rakaat sebelum shubuh, hendaklah melakukannya setelah terbit matahari." (HR. Tirmidzi no. 424).
Adapun tatacaranya dilakukan secara ringan, maksudnya tidak menggunakan bacaan yang panjang. Disunahkan pada rakaat pertama membaca surat alkafirun dan pada rakaat kedua membaca surat al-ikhlash.
2. Shalat Tahajud dan witir
Salat sunah berikutnya yang tidak pernah ditinggalkan Rasul meskipun safar adalah salat tahajud. Shalat tahajud ini memang sunah, namun sebagian ulama ada yang menghukumi wajib bagi rasulullah dan sunah untuk umatnya, sehingga rasul tak pernah meninggalkannya meski dalam keadaan sakit.
Penutup shalat tahajud adalah salat witir. Bila saat perjalanan kita berat melaksanakan salat tahajud, minimal lakukanlah salat witir walau hanya satu rakaat.
Begitupun bila berat dilakukan di tengah malam, maka kerjakanlah setelah salat isya.
Diantara keutamaan salat witir adalah dicintai Allah, sebagaimana potongan hadis berikut ini yang artinya:
"Dan Dia adalah witir (ganjil) dan menyukai yang ganjil." (HR. Bukhari no. 6410).
Apakah tidak menyayangkan melewatkan sesuatu yang dicintai Allah walau hanya satu rakaat saja?
Demikianlah mengenai keutamaan dua salat sunah ini. Ada banyak ulama yang secara tegas mengingatkan untuk tidak meninggalkan keduanya bahkan ada yang sengaja memberikan komentar miring bagi yang sengaja meninggalkannya. Meskipun keduanya merupakan salat sunah dan bukan wajib.
Ibnul Qayyim berkata:
“Saat safar, beliau shalallahu 'alaihi wasalam sangat memelihara pelaksanaan salat sunah fajar dan witir melebihi seluruh salat sunah.” (Zadul Ma’ad, 1/315).
Wallahu a'lam
0 Komentar